85 Juta Penduduk Kelas Menengah di 2020, Peluang Bagi Industri Kreatif

Rizky Alika
23 Januari 2019, 01:00
Keluarga Cemara
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Pemeran film Keluarga Cemara, Ringgo Agus Rahman (kanan), Nirina Zubir (kiri), Adhisty Zara (kedua kiri) dan Widuri Putri (kedua kanan) memberikan keterangan kepada media pada acara gala premier film Keluarga Cemara di Jakarta, Kamis (20/12/2018).

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan jumlah penduduk kelas menengah Indonesia dapat meningkat dari 60 juta orang saat ini menjadi 85 juta orang pada 2020. Ini membuat kelas menengah menjadi motor penggerak utama perekonomian. Prospek industri kreatif pun diprediksi positif.

Menurut dia, jumlah kelas menengah tersebut melampaui negara tetangga: Malaysia. "Berarti di Indonesia, the biggest engine of growth karena kelas menengahnya," kata dia di forum diskusi A1 bertajuk “Indonesia Bukan Negara Miskin” di Jakarta, Selasa (22/1).

Adapun, pola konsumsi kelas menengah cenderung mementingkan experience (pengalaman), seperti minum kopi atau menonton teater. Ini bisa menciptakan pasar bagi industri kreatif. Permintaan untuk produk industri kreatif akan meningkat, yang artinya pertumbuhan bagi industri ini.

(Baca: 2030, PDB Indonesia Terbesar Keempat di Dunia )

Pendapat senada diungkapkan Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri. Perilaku konsumsi masyarakat telah bergeser dari kebutuhan (needs) menjadi keinginan (wants). Bila konsumsi telah mengutamakan keinginan, harga tidak lagi menjadi masalah. "Industri kreatif menjadi luar biasa, unlimited," ujarnya.

Peningkatan jumlah kelas menengah dan perubahan pola konsumsi juga dirasakan aktris Happy Salma. Hal ini berdasarkan pengalamannya di bisnis perhiasan dan seni pertujukan teater. "Bisnis perhiasan saya naik 45%. Sebelumnya pasar kami dari Amerika," kata dia.

Sementara itu, tiket dua pertunjukan teater yang diselenggarakannya habis dalam waktu sepekan. Padahal, harga tiket termurah yang ditawarkan sebesar Rp 250 ribu.

(Baca: Bisnis Kreatif Perlu Formula Insentif Tersendiri)

Adapun Sri Mulyani menilai peningkatan jumlah penduduk kelas menengah terjadi berkat program pengentasan kemiskinan dan kesenjangan yang dilaksanakan pemerintah. Program tersebut diklaim mengurangi jumlah penduduk yang rentan miskin.

Guna menjaga dan memperkuat kelas menengah, ia pun mengatakan pemerintah harus terus menumbuhkan ekonomi agar tercipta lapangan kerja yang dibutuhkan. Selain itu, pendidikan vokasi diperlukan untuk menambah kemampuan teknis masyarakat.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...